[KBR|Warita Desa] Jakarta | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta para petani mempercepat masa tanam di tahun ini. Langkah itu diambil untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang diprediksi oleh Organisasi Pangan Dunia atau FAO akan menimpa Indonesia tahun ini.
Menurutnya, krisis pangan bisa terjadi selain karena faktor pandemi Covid-19, juga akibat dari musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung panjang.
"Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah melakukan percepatan tanam kembali. Panen raya sudah dilakukan dan hasilnya cukup besar 7,4 juta hektare itu panen. Sesudah itu kita segera melakukan penanaman. Penanaman yang bisa dilakukan sesuai hitung-hitungan kita adalah 5,6 juta (hektare), itu yang maksimal. Katakanlah 5,6 juta hektare yang harus segera ditanam lagi," ujar Mentan dalam acara diskusi daring 'Petani di Antara Kelangsungan Usaha dan Gonjang-Ganjing Harga Pangan' di kanal Liputan 6, Selasa (5/5/2020).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta dinas pertanian di masing-masing daerah segera mendistribusikan bibit, pupuk, dan kebutuhan petani lainnya untuk mendukung percepatan masa tanam. Ia berharap hujan masih turun hingga Juni, sehingga petani masih sempat melakukan penanaman.
Dari lahan 5,6 juta hektare yang ditanam kembali itu, ia menargetkan bisa menghasilkan 5 hingga 6 ton gabah kering per hektarenya.
"Maka kita akan bisa kurang lebih 20-an juta ton gabah kering giling yang bisa kita olah," targetnya.
Namun, ia juga khawatir akan terjadi serangan hama lima tahunan di tahun ini. Untuk itu kementeriannya tengah menyiapkan alternatif penanaman di lahan rawa. Ia mengklaim ada jutaan hektare lahan rawa yang siap ditanami.
"Di lahan rawa itu, kekeringan yang ada itu di rawa masih ada endapan air di bawahnya. Jadi kita masuk di situ, tentu saja dengan konsepsi yang secara khusus, bahkan kualitas bibit yang dipakai khusus untuk rawa," jelasnya.
Oleh : Wahyu Setiawan
Editor: Rony Sitanggang