[KBR|Warita Desa] Banyuwangi | Presiden Joko Widodo mengecek Kesiapan tatanan kenormalan baru atau new Normal di sektor pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansyah dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Presiden mendengarkan paparan kesiapan new normal pariwisata oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Setelah mendapatkan paparan dan meninjau sejumlah lokasi di vila Solong, Presiden Jokowi melihat Banyuwangi adalah daerah paling siap menuju prakondisi menuju normal baru. Sebab dia menilai partisipasi masyarakat sangat bagus. Karena kata Jokowi, pengembangan pariwisata di Banyuwangi telah memberdayakan masyarakat.
“Saya melihat di Lapangan Banyuwangi adalah daerah yang saya lihat paling siap menyiapkan menuju ke sebuah pra kondisi, menuju ke normal baru. Peran pemerintah daerah, peran masyarakat saya lihat di sini antisipasinya sangat bagus sekali,” kata Joko Widodo saat kunjungan kerja di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020).
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, persiapan new normal pariwisata Banyuwangi dilakukan sejak awal Juni. Banyuwangi melakukan sertifikasi tatanan baru dengan melibatkan ahli kesehatan. Destinasi, hotel, kafe, hingga warung rakyat yang lolos uji protokol kesehatan mendapat sertifikasi new normal.
Kata Anas, Banyuwangi juga melatih para pemandu wisata untuk memasuki tatanan baru dengan edukasi kesehatan. Para pemandu wisata yang lolos juga akan mendapatkan sertifikat new normal.
Selain meninjau sektar pariwisata, Presiden Jokowi, juga meninjau pasar pelayanan publik Rogojampi, Banyuwangi.
Data di situs Pemkab Banyuwangi hingga Kamis (25/06) tercatat 26 kasus positif. Sebanyak 7 orang sembuh dan 1 meninggal.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo memberikan waktu dua minggu agar semua elemen pemerintahan bersinergi untuk menurunkan angka penderita positif Covid-19 yang masih tinggi di Jawa Timur. Menurut Jokowi, Pemprov Jatim dan kabupaten/kota harus bekerjasama dengan baik dan terintegrasi, agar penanganan Covid-19 bisa dilakukan secara masif dan terarah.
Kata dia, penerapan manajemen krisis harus dilakukan agar penularan Covid-19 bisa segera ditekan.
"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendalian kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi baik di gugus tugas, provinsi dan kota kabupaten sampai ke rumah sakit semua ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga kita bisa mengatasi menurunkan angka positif," kata Jokowi saat kunjungan kerja perdana di saat kenormalan baru di Gedung Surabaya pada Kamis (25/6/2020).
Jokowi menilai, untuk menekan angka Covid-19 di Jatim, pemerintah harus terlebih dahulu mengendalikan penularan di wilayah Surabaya Raya, yang terdiri dari kotamadya Surabaya, Kabupaten Gresik dan Sidoarjo. Menurut Jokowi, wilayah tersebut merupakan kawasan padat penduduk dan mobilitas warganya sangat tinggi. Sehingga, harus bisa dirumuskan kebijakan untuk menekan penularan pasien Covid-19, supaya tidak menyebar di wilayah lain.
"Yang paling penting adalah kersajama yang baik, ada sinergi antar manajemen yang ada. Saya melihat yang paling tinggi Surabaya-Raya ini adalah wilayah yang harus dijaga dan dikendalikan terlebih dahulu. Tidak bisa sendiri, harus dalam satu manajemen karena arus mobilitas keluar masuk bukan hanya dari Surabaya dan wilayah lain," katanya.
Oleh : Hermawan Arifianto
Editor: Rony Sitanggang