[KBR|Warita Desa] Bandung | Tim riset vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) menyebutkan kecil peluang uji klinis gagal bekerja di dalam tubuh relawan. Alasannya, vaksin tersebut diklaim telah sukses di uji coba pada tahap pertama dan kedua.
Menurut Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Eddy Fadlyana, dalam tahap ketiga dapat terlihat gambarannya soal efektifitas vaksin tersebut. Eddy mengklaim adanya beberapa tahap uji coba itu, vaksin yang diberikan dianggap aman.
“Makanya kan kalau tahap tiga itu sudah lewat uji aman dan untuk menimbulkan kekebalan. Baru di tahap tiga itu, untuk membandingkan sebenarnya kelompok yang dapat vaksin sama placebo (vaksin palsu) berapa angka kejadian sakitnyau,” ujar Eddy saat dihubungi melalui telepon, Bandung, Selasa (11/08).
Eddy mengatakan keyakinan kelompoknya soal efektivitas vaksin COVID-19, yaitu telah memenuhi standarisasi dari organisasi kesehatan dunia, WHO. Kata dia, dari 120 orang relawan tidak menunjukan gejala sakit usai 30 menit diberikan vaksin di enam lokasi berbeda.
Meski begitu kata dia, pemantauan kesehatan terhadap seluruh relawan uji coba klinis vaksin COVID-19 tetap dipantau. Pemantauan itu dilakukan sebulan sekali melalui telepon.
“Pemantauannya itu dilakukan selama enam bulan kedepan. Untuk memantau kondisi kesehatannya. Jika ada yang sakit, sakitnya apa, dirawat dimana kan gitu ya, hasilnya gimana dan dia kan dapat asuransi,” sebut Eddy.
Jika terdapat relawan vaksin COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, Eddy menjelaskan petugas dari kelompoknya akan langsung melakukan pengecekan. Untuk memastikan pemicu sakit yang diderita.
Oleh : Arie Nugraha
Editor: Rony Sitanggang